Lalat dan lebah sama sibuknya, begitu kata mentor bisnis saya. Lalat dan lebah sama produktifnya, keduanya bukan kategori satwa pemalas. Yang membedakan lalat dan lebah adalah outputnya, outcomenya. Lebah menghasilkan madu, sedangkan lalat justru menghasilkan penyakit.
Seringkali kita tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi dengan aktifitas rutin kita. Dalam sebuah organisasi bisnis peran pemimpin adalah vital. Pemimpin yang baik umumnya diikuti bukan karena siapa dia tetapi lebih karena visi dan misinya “Peoples follow the vision of leader“. Sebagai pimpinan apakah kita layak untuk diikuti? pertanyaan yang mudah diajukan namun tidak dengan mudah untuk dijawab.
Pernahkan kita membayangkan aktifitas-aktifitas kita yang sudah kita lalui. Apakah kita sebagai top leader, manajer sebuah unit usaha, ketua tim sebuah unit kerja bahkan sebagai kepala keluarga atau sebagai diri sendiri , bagaimanakah dengan aktifitas kita yang telah kita lakukan dan bagaimana dengan hasil yang kita peroleh. Tentunya sebagai pimpinan kita akan lakukan aktifitas untuk mempertanggungjaabkan tugas dan peran kita. Ketika kita masih diberi tanggungjawab yang sedikit maka aktifitas kitapun juga sedikit. Kita merasa bahwa banyak waktu luang di luar aktifitas rutin kita. Ketika tanggungjawab semakin meningkat sejalan dengan kepercayaan dan peran yang kita peroleh maka aktifitas akan meningkat. Kita mulai berhitung dengan waktu yang kita punyai. Ada aktifitas yang harus ditunda dan bahkan ada aktifitas yang harus dibatalkan, tentunya sesuai dengan tingkat kepentingan dan urgensi dari kegiatan tersebut.
Umumnya tingkat kesibukan kita akan setara dengan output atau hasil yang diperoleh. Pada saat awal usaha, aktifitas kita tidak banyak demikian pula dengan hasil yang diperoleh juga tidak banyak baik secara pribadi atau tim. Dalam lingkup bisnis atau usaha, meningkatkan kapasitas atau omset umumnya diiringi dengan peningkatan aktifitas yang ada. Disinilah kadang permasalahan yang tidak kita sadari muncul. Pada saat omset dan aktifitas sedikit, kita berharap untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar. Ketika usaha sudah mulai berkembang aktifitas kita tentu meningkat jauh lebih besar. Hal yang sangat lumrah kita akan mengorbankan banyak waktu untuk mengurusi kegiatan usaha kita. Demikian pula masalah yang ada juga semakin besar dan semakin komplek. Ketika masalah yang komplek tersebut benar-benar hadir di depan mata, kadang kita membayangkan masa lalu ketika kegiatan atau usaha belum berkembang. Waktu luang diluar aktifitas usaha menjadi sebuah barang mahal bahkan tidak bisa terbeli karena banyaknya urusan yang harus diselesaikan terkait dengan usaha.
Ketika usaha sudah berkembang, aktifitas akan jauh meningkat. Bertemu orang baru, bertemu dengan klien lama, meeting dengan perusahaan lain atau lembaga pemerintah meeting atau koordinasi dengan anak buah atau karyawan anda akan menghabiskan 7jam/24hari waktu efektif anda. Dalam kondisi seperti ini kadang permasalahan dan kemajuan usaha sulit untuk diukur. Permasalahan dan kemajuan usaha sulit dipisahkan saling berikatan dan saling terkait yang pada akhirnya bisa menjadi jebakan yang mengakibatkan runtuhnya usaha atau tim. Apakah kegiatan kita yang semakin sibuk atau semakin luas ini berada pada jalur atau trak usaha yang tepat atau salah? Kita sendiri yang harus menilainya terlebih dahulu.
Ketika usaha sudah berkembang lebih besar pilihan anda hanya ada dua, anda mau jadi lalat atau jadi lebah?”. Lalat dan lebah sama-sama aktif bergerak sepanjang waktu. Lalat dan Lebah sama-sama gesit terbang dengan kecepatan yang hampir sama. Keduanya sama-sama responsif dengan keadaan disekelilingnya. Lalat dan lebah bukan tipe pemalas dalam mencari makan. Keduanya aktif terbang kesana kemari tanpa mengenal lelah. Kondisi ini mirip dengan aktifitas kita sebagai leader dalam sebuah usaha atau tim. Semakin besar lingkup usaha atau tim kita, kita akan semakin aktif terbang kesana kemari dari tempat satu ketempat lain menghabiskan waktu efektif mengurusi aktifitas usaha atau kegiatan mirip dengan lalat atau lebah.
Ketika kita bertindak sebagai lalat maka kita hanya akan mendatangkan dan mengumpulkan permasalahan ke dalam tim atau usaha kita. Sedangkan ketika kita berlaku sebagai lebah kita akan membawa pulang dan mengumpulkan hasil kemajuan tim atau usaha ke dalam kantor kita.
Nah ketika anda sebagai leader dalam apapun skala usaha atau kegiatannya sudah mulai atau mengalami kesibukan yang luar biasa, segeralah berfikir apakah anda sedang berlaku sebagai lalat atau sebagai lebah. Jika anda mengumpulkan permasalahan maka anda sebagai lalat, jika anda mengumpulkan kemajuan usaha maka anda adalah lebah yang bermanfaat bagi usaha atau tim anda. Jika anda ternyata bertindak sebagai lalat maka tengok lagi visi anda. Bisa jadi ada yang salah dengan visi anda dan anda bisa ditinggal oleh anak buah anda. Maka pastikan anda sebagai lebah. (red 11/18)