Urbanisasi dan Globalisasi
Urbanisasi melanda hampir seluruh kota-kota di dunia dan hampir separo lebih penduduk dunia akan tinggal di wilayah m/perkotaan. Fenomena global yang tidak hanya menyangkut perubahan aspek fisik tetapi juga perubahan aspek non fisik baik dalam dimensi sosial, ekonomi, politik dan budaya. Fenomena yang melahirkan peradaban global dengan ciri global, menghilangkan atau mengabaikan karakter lokal yang yang ada. Perkembangan teknologi dalam globalisasi selain menciptakan kehidupan yang lebih baik juga menciptakan peradaban baru serta tatanan baru yang kadang merusak dan menenggelamkan tatanan peradapan lokal yang yang ada.
Kekosongan Dalam Keriuhan
Seringkali globalisasi menghadirkan hingar-bingar kehidupan yang serba material namun rapuh secara spiritual. Tidak sedikit globalisasi menghadirkan ruang-ruang hampa dalam kebinggaran kehidupan kota dan hambar karena hilangnya sekat-sekat jati diri sehingga yang ada adalah homogenitas tanpa pemaknaan diri. Kekosongan diri tanpa identitas banyak ditemui dalam ruang-ruang globalisasi yang memang dibangun dengan standar yang cenderung sama atau global. Identitas menjadi langka, identitas menjadi barang asing, identitas seolah menjadi sesuatu yang mahal, identitas seolah suatu yang kuno dan jauh dari sumbernya, identitas seolah menjadi sekat, identitas menjadi beban, dan segala sesuatu lainnya yang dianggap kurang kekinian dan ketinggalan jaman.
Hilangnya Jati Diri
Hilangnya jati diri menjadikan hilangnya identitas. Hilangnya jatidiri menyebabkan hilangnya harga diri dan kebanggaan atas jatidiri yang sudah dibangun oleh para leluhur secara turun temurun meniti jalan yang amat panjang melintas dalam dimensi ruang dan waktu. Hilangnya jati diri menjadikan hilangnya ketahanan suatu entitas masyarakat dengan pengalaman ruang dan waktu yang telah terbangun dan teruji dalam waktu yang lama. Hilangnya jati diri menyebabkan hilangnya kemampuan adaptasi peradapan dari segala ancaman yang ada baik ancaman alamiah maupun ancaman non alamiah.
Hilangnya jatidiri menjadikan diri kita kerdil. Ibarat menempel lukisan pada dinding tidak berpaku. Jauh dari keyakinan melangkah dan jauh dari dari keberanian untuk bertahan dari gelombang kehidupan.
Siapa Kita?
Siapa kita mungkin tidak begitu penting bagi orang lain, tetapi siapa kita dengan jatidiri kita akan sangat bermakna bagi kita saat ini dan di masa guna terus meruangkan dan melangkahkan dari hari ke hari, tahun ke tahun hingga masa ke masa agar identitas jatidiri kita terus mengisi, bertahan. dan beradaptasi secara bijak pada dimensi tiap jaman dan peradaban yang ada sebagai ciri dan kekayaan yang tidak dimiliki eh masyarakat global.
Pulang Menggali Spiritual
Saatnyalah untuk kembali pulang menengok dan meruangkan kembali kearifan jati diri dan menggali spiritual yang ada guna mendukung ketahanan dalam mengarungi samudera globalisasi. Pulang berarti kembali kepangkuan ibu, menelisik kembali setiap petuah bijak yang ada guna mengisi dan memompa kembali jiwa dan semangat yang ada. Pulang membawa kesadaran penuh untuk menghidupkan kembali identitas dan jati diri. Pulang berarti upaya memperkaya batin, melandasi diri dengan semangat dan jatidiri yang akan menjadikan kita bangga dengan kearifan sudah diwariskan oleh para leluhur pendahulu sejalan pengalaman dalam mengarungi ruang dan waktu.
Jati Diri Magetan
Menggali jatidiri identitas Magetan adalah upaya kembali pulang ke rumah yang sudah dibangun leluhur dengan arif serta terpaan ujian dalam garis perjalanan ruang dan waktu. Semangat untuk kembali pulang seiring dengan gejala terkaburnya jatidiri oleh dampak perubahan peradaban yang sangat cepat dan menglobal menusuk dalam setiap sendi-sendi peradaban dan kehidupan. Upaya kembali pulang yang sangat menginspirasi setiap insan yang haus dan dahaga atas segala karya leluhur yang benar-benar telah teruji melewati ruang dan waktu dari generasi ke generasi.
Atas upaya kembali pulang ini, semoga menghasilkan kesadaran nyata dalam melihat kearifan leluhur dan mendorong sebagai kekuatan spiritual yang sangat unik dan bernilai tinggi guna sebagai bekal ketangguhan dalam mengarungi samudera peradaban dunia yang diwarnai dengan badai, gelombang pasang, hingga tsunami yang bisa datang tiba-tiba. Semoga Seminar Nasional Arsitektur Nusantara Magetan yang mengambil tema “Menggali Kembali Identitas Magetan” yang akan dilaksanakan pada tanggal 2 oktober 2019 akan mewujudkan tergalinya nilai-nilai luhur budaya Magetan, khususnya dalam ruang arsitektur guna sebagai jati diri, identitas dan modal ketahanan serta keunggulan Kabupaten Magetan dalam menghadapi tantangan perubahan peradaban baik lokal maupun global pada saat ini dan masa datang. Selamat berseminar kepada para pemerhati arsitektur traditional, para akademisi, para praktisi dan semua para pecinta dan pelestari pusaka bangsa.