Perhelatan Munas INKINDO 2018 di Semarang di buka oleh Dirjen Bina Konstruksi mewakili Menteri PUPR. Munas INKINDO 2018 kali ini mengambil tema “INKINDO MANDIRI DEMI KEUNGGULAN NEGERI” Dalam sambutannya Dirjen Bina Konstruksi menekankan pengunaan tenaga kerja konstruksi yang bersertifikat. Di satu sisi menyediaan tenaga ahli konstruksi masih kurang, sehingga terjadi kekurangan tenaga ahli bersertifikat. Keberhasilan penyiapan sumberdaya manusia yang unggul adalah kunci dalam pembangunan bidang konstruksi.
Permasalahan penerapan billingrate minimal dan penugasan tenaga ahli bersertifikat yang belum maksimal di lapangan menjadi tantangan bagi masyarakat jasa konstruksi khususnya di bidang usaha jasa konsultan. Sertifikat ahli adalah bagian pembuktian dari kompetensi sumberdaya manusia atau ahli.
Permasalah tenaga ahli konstruksi juga menyangkut distribusi pendidikan tenaga kerja, hampir 73% tenaga yang ada adalah pendidikan setingkat pendidikan menengah. Demikian juga dengan struktur jumlah tenaga ahli bersertifikat yang ada dominan adalah tenaga ahli madya. Demikian juga dengan konsentrasi sebaran tenaga kerja tersertifikasi hampir 65% berada di Pulau Jawa.
Segmentasi usaha untuk usaha kelas kecil saat ini menjadi 1 milyar, kelas menengah antara 1 milyar hingga 2,5 milyar dan diatasnya adalah kelas besar. Selain terkait dengan permasalahan sumberdaya manusia, permasahan bidang konstruksi menyangkut aspek penyediaan logistik material dan peralatan. Kekurangan tenaga ahli maintenance dan tenaga K3 juga menjadi kebutuhan kedepan di bidang kontruksi.
Dalam sambutannya Dirjen Bina Konstruksi menyampaikan bahwa Munas jangan hanya menekankan pada pemilihan Ketua dan Formatur namun juga menekankan pada program rencana kegiatan yang peka terhadap perkembangan jaman dan peradapan. Dalam Munas kali ini juga dilakukan pengangkatan Prof. W.I.M Poli sebagai warga kehormatan INKINDO.
(Red.nop18)