Sadar atau tidak sadar dalam beberapa hari kedepan anda akan makin dilirik, dipikat, dan digoda dan kurang ajarnya kadang disertai dengan janji-janji gombal yang kadang membuat kita geli sendiri saat membaca, mendengar dan merasakannya. Berbagai cara akan digunakan oleh para penggoda ini untuk memuluskan langkah dan keinginannya. Modus para penggoda inipun beragam, ada yang seolah-olah kenal atau mengaku kenal baik dengan anda. Ngak apa-apa sih.., dianggap sepertinya kenal atau sohib seperti dalam iklan “Ngak ada loe ga rame”. Cuma aneh saja; loe ini siapa?, Ise ho?, kowe sopo?. Makhluk aneh dari planet lain yang tidak kenal sebelumnya, tiba-tiba datang menyapa dan akan melayani anda dan memperjuangkan kehidupan serta nasib anda lebih baik. Pasti anda terkaget-kagetkan? Emang ente bisa..?
Itulah sebagian banyak dari para calon anggota dewan atau calon wakil rakyat yang mengatasnamakan rakyat termasuk anda, berharap agar memilih dirinya saat pemilihan umum nanti. Sebentar lagi bangsa Indonesia akan menghelat pesta demokrasi yaitu pemilihan wakil rakyat pada tingkat kabupaten, tingkat provinsi, dan nasional serta pemilihan presiden. Sebagaimana pesta demokrasi pada periode sebelumnya, setiap kandidat anggota perwakilan rakyat atau dewan dan calon presiden pasti akan mengenalkan diri dan program-programnya kepada konstituen agar dilirik dan dipilih rakyat. Nama-nama baru kandidat akan selalu muncul bertarung melawan nama-nama yang sudah dikenal dan populer sebelumnya termasuk para artis dan selebritis yang sering muncul di layar kaca.
Ingat jangan sampai lupa tanggal 17 april depan ini! Its oke.. , itulah salah satu cara yang paling umum sejak seterika gambar jago dan paling konvensional dari saya belum memiliki hak pilih hingga saat ini digunakan untuk merayu kita agar suara kita jatuh padanya.
Mereka pada umumnya mencoba terus merayu dan menyapa anda di sepanjang jalan, di tikungan jalan, di perempatan jalan, di depan gang, menggantung di jembatan dan tiang listrik hingga menempel di pohon-pohon. Tidak peduli itu tempatnya tuyul, kuntilanak, genderuwo atau setan gundul lainnya. Semuanya dilakukan demi merayu anda sang pemilik empunya suara.
Terus terang saya tidak begitu peduli dengan rayuan mereka, apa yang dijanjikannya, serta siapa dia, namun untuk urusan pilihan tentu saya sebagai warga negara yang baik, akan memilih sesuai hati dan chemistry saya. Melihat fenomena itu saya lebih tertarik dengan cara dan upaya mereka untuk berebut suara hati anda. Apa benar untuk mendulang suara cukup dengan menyebar selebaran, memasang baliho dan spanduk di berbagai tempat tersebut. Kalau semua calon melakukan hal yang sama, apa upaya itu akan efektif? Pertanyaan tersebut akan terjawab kira-kira setelah 17 April depan ini. Okelah.. itu urusan mereka yang saat ini sedang sekuat tenaga berjuang merebut hati rakyat dengan setia berjemur di pinggir jalan dan mengantung di pohon-pohon, tentu bukan orangnya tapi cukup gambarnya yang paling cakep dan paling instagramable saja.
Menggaet pemilih atau menggaet apapun tentu tidak cukup dengan tebar gambar dan tebar pesona saja, karena semua akan melakukan cara yang sama. Katakanlah itu cara konvensional yang umum dilakukan para kandidat. Menyapa melalui gambar atau media apapun ditambah dengan slogan, mimpi-mimpi atau kalimat optimisme lainnya itu adalah bentuk dari memberi perhatian kepada calon pemilih untuk memikat agar menjatuhkan pilihannya. Memberikan perhatian kepada calon pemilih merupakan langkah awal untuk meraih dukungan. Sekali lagi memberikan perhatian ini hanya langkah awal dan semua yang membutuhkan dukungan pilihan melakukan hal yang sama. Untuk meraih suara atau dukungan, para kandidat harus meningkatkan hubungan emosional dengan para pemilih, tidak hanya sebatas menyapa dan memberi perhatian namun harus melakukan sambung rasa atau sambung emosi. Pastikan bagi anda para calon kandidat mempunyai sambung rasa dengan dengan para pemilih agar upaya anda tidak sia-sia. Sambung rasa akan menghubungkan emosional anda para kandidat dengan para pemilih dalam chemistry yang sama. Pemilih akan cenderung menjatuhkan pilihan kepada kandidat yang mempunyai emosional sama. Hampir sebagian besar pemilih dari kita ini adalah pemilih emosional. Jadi setelah diberi perhatian, sentuhlah hati dan emosinya agar pilihan jatuh pada anda. Selanjutnya terserah anda…. Demikian petuah klasiknya, mirip petuah saat mau nembak pujaan hati.. hehehe.
Pastikan bagi anda para calon kandidat mempunyai sambung rasa dengan dengan para pemilih agar upaya anda tidak sia-sia. Sambung rasa akan menghubungkan emosional anda para kandidat dengan para pemilih dalam chemistry yang sama. Pemilih akan cenderung menjatuhkan pilihan kepada kandidat yang mempunyai emosional sama. Hampir sebagian besar pemilih dari kita ini adalah pemilih emosional. Jadi setelah diberi perhatian, sentuhlah hati dan emosinya agar pilihan jatuh pada anda. Selanjutnya terserah anda…. Demikian petuah klasiknya, mirip petuah saat mau nembak pujaan hati.. hehehe.
Saat Pasar Jenuh
Demikian pula dengan pertarungan bisnis. Kita sering dihadapkan pada kompetisi bisnis yang sangat ketat. Ketika pasar mulai jenuh dengan produk sejenis atau ketika kita mencoba memasuki “blue ocean” tidak gampang untuk menarik pelanggan atau konsumen menjatuhkan pilihan kepada kita. Ada banyak pertimbangan dan preferensi konsumen yang menentukan pilihan terkait dengan pilihannya. Memberikan preferensi kepada konsumen bukan pekerjaan gampang jika produk sejenis banyak tersedia di market. Demikian pula ketika kita menawarkan produk baru di pasar, seringkali kita mengalami resistensi atau penolakan karena adanya preferensi produk sebelumnya atau karena belum ada preferensi produk sebelumnya.
Kegagalan dalam merebut pasar yang jenuh pada umumnya karena kegagalan dalam menciptakan hubungan emosional bisnis antara produsen dengan konsumen. Umumnya dalam kompetisi yang jenuh semua pelaku bisnis akan intensif untuk menarik perhatian dengan program-program dan penawaran. Demikian pula dalam menawarkan produk baru yang berbeda dengan produk-produk sejenis yang ada di pasar, untuk memilih produk yang benar-benar baru konsumen tidak cukup hanya diberikan perhatian dengan memberikan informasi keunggulan dan manfaat dari produk baru yang ditawarkan. Dibutuhkan sambung rasa dengan konsumen melalui pengenalan product experience guna menciptakan preferensi baru bagi konsumen.
Dalam hal memberikan dan menciptakan product experience, saya tertarik menyimak cara beberapa produk cara bayar digital/online atau cashless dalam menawarkan atau memasarkan produknya. Sebagai contoh GO-PAY dan OVO sebagai produk baru yang menawarkan metode pembayaran cashless, mereka intens melakukan pendekatan kepada konsumen dan menekankan pada upaya agar menjajal cashless, merasakan langsung sebagai experience secara masif. Pemberian potongan pembayaran yang dirasa tidak masuk akal, hingga biaya pembayaran Rp. 1,- atau Rp. 0,- sering ditawarkan kepada pengguna yang membuat mereka berebut sambil geleng-geleng sambil dipenuhi pertanyaan, “Kok bisa ya..?” hehehehe. Lucunya upaya memberikan experience seperti itu kepada konsumen oleh beberapa pihak dianggap bakar-bakar uang. Okelah kita lihat saja ending-nya ke depan..!
Upaya dalam memberikan product experience tidaklah gampang. Jelas bahwa experience dalam penggunaan produk tersebut harus mampu memberikan sambung rasa atau preferensi bagi konsumen untuk memanfaatkan produk yang ditawarkan.
Emosional konsumen penting dalam penentuan pemilihan sebuah produk atau jasa. Membangun emosional melalui product experience menjadi salah satu cara untuk mempertahankan pasar dan kelangsungan produk. Tidak cukup hanya dengan menyajikan informasi dan janji-janji ke publik. Anda akan kalah jika tidak mampu menyambung rasa dan emosional terhadap publik atau market. Bisnis tidak akan mampu menawarkan produk ke market dengan baik tanpa mempunyai sambung rasa dan emosional dengan konsumen.
Sudahkah bisnis anda menciptakan sarana yang memungkinkan konsumen anda untuk mencoba dan menikmati product experience anda? Jika belum, segera pikirkan jika tidak mau ditinggal kompetitor dan market. Perhatikan dan tariklah perhatian pasar dan jangan lupa setelah itu ciptakan sambung rasa dan emosional produk anda dengan market bisnis anda. Jangan sampai produk anda hanya terpajang seperti gambar para calon legislatif di pinggir jalan, jembatan dan pohon-pohon lekang oleh panas, angin dan hujan atau ujung-ujungnya hanya sebagai penutup warung nasi tenda di pinggir jalan. (irw/mar19)
Dilematis memang sbg seorang caleg.diam salah bergerak salah.mau jadi terkenal atau mau jadi anggota dewan ? Pertanyaan yg sulit unt dijawab.karn dua pertanyaan tsb ada keterkaitan.
Mau cari suara atau suara mencari caleg..?