Seminar Nasional Arsitektur Nusantara dengan tema “Menggali Kembali Identitas Budaya Magetan” digelar di Pendopo Pemerintah Kabupaten Magetan pada tanggal 2 Oktober 2019. Acara dibuka oleh Bupati Magetan sekaligus sebagai keynote speaker dengan narasumber antara Prof. Dr. Ir. Josef Prijotomo MArch, Ar. Hari Sunarko, IAI. AA, Ir Eko Teguh Suprawoto, MArch, serta Yunita Furinawati, SH, MA. Acara di helat dalam rangka rangkaian memperingati HUT INKINDO JATIM KE-37 dan Hari Jadi Kabupaten Magetan Ke-344.
Sinergi kegiatan antara DPP Inkindo Jatim dengan Pemkab Magetan di landasi dari keprihatinan bersama dengan gejala menurunnya kepeduliaan terhadap keberadaan ciri arsitektur tradional yang mewarnai dalam setiap bangunan publik atau privat yang semakin jarang. Hilangnya ciri arsitektur dikwatirkan akan meninggalkan nilai-nilai warisan budaya yang merupakan ciri identitas dan potensi keunggulan budaya Kabupaten Magetan.
Menggali identitas budaya Magetan tidak lepas dari akar budaya mataraman sebagai yang domain budaya yang mempengaruhinya. Prof. Josef menyampaikan bahwa Magetan-ngawi sangat dipengaruhi oleh budaya Mataraman Jogyakarta, sedangkan Ponorogo-Ngawi lebih dipengaruhi oleh budaya Mataraman Surakarta, hal itu tercermin dalam. Namun secara makro arsitektur tradisional dari wilayah tersebut hampir tidak ada perbedaan antara Arsitektur Magetan, Ponorogo, Ngawi dan Madiun. Penggalian informasi menyangkut detil ornamen perbedaan lebih ditekankan pada detil ornamen dari masing-masing wilayah dengan menggali lebih dalam menyangkut kesejarahan, budaya dan perilaku masyarakat bisa jadi dapat digunakan untuk memberikan ciri identitas Kabupaten Magetan dari wilayah sekitarnya. Secara penanggalan relatif perlu menggali lebih jauh keberadaan cerita panji yang umumnya tersebar di wilayah Jawa, khususnya Jawa Timur. Apakah ada cerita panji yang berkembang di Magetan, dan bagimana keberadaan cerita tersebut ada apakah setelah majapahit ada, pada jaman majapahit, atau sebelum majapahit. Penelusuran cerita panji ini dapat pula sebagai penanggalan relatif guna mengkritisi kembali terhadap penanggalan hari jadi Kabupaten Magetan yang bisa jadi bisa lebih lama lagi terbentuknya. Narasumber lain, Ar. Hari Sunarko, IAI. AA lebih memaparkan transformasi model arsitektur tradisional ke dalam desain kekinian sesuai dinamika perubahan peradapan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai arsitektural dan menekankan beberapa fungsi bangunan dengan dinamika perubahan jaman masa kini. Arsitektur bukanlah barang yang statis tetapi terus bertansformasi melalui material kekinian walau tetap mempertahankan nilai meniti ruang dan waktu sesuai masanya.
Dari seminar nasional ini beberapa catatan penting yang digarisbawahi dari tim perumus hasil adalah antara lain adalah : Harus ada kemauan secara intens dari top leader di daerah untuk menggali identitas arsitektur Magetan melalui tim kerja yang lebih fokus dan didesiminasikan dalam FGD atau forum-forum lainnya guna mendorong penggalian nilai-nilai arsitektur tradisional ini lebih terarah dan berkelanjutan. Kegiatan upaya penggalian dan identifikasi terhadap kekayaan dan ciri arsitektur Magetan perlu dilaksanakan guna memperkaya data dan temuan guna mendukung model ciri identitas arsitektur Magetan.