Seminar peran teknik sipil dalam pembangunan gedung dan keairan dilaksanakan sebagai rangkaian dari kegiatan pameran “Mega Build East Indonesia” yang dilaksanakan di Grand City Surabaya, 3-6 Nopember 2016. Pelaksanaan seminar melibatkan DPP Inkindo Jatim dan DPP Intakindo Jatim. Seminar menampilkan dua pembicara yaitu DR. Ir. Koespiadi, MT dan DR. Ir Helmy Darjanto, MT dengan judul Analisis Balik Kegagalan Kontruksi Sistem Krib-Sheetpile Tanjung Selor Kalimantan Utara.
Pembicara : DR. Ir. Helmi Darjanto, MT.
Dalam materi DR. Ir Helmi Darjanto MT, memberikan tiga kasus; Krib-Sheetpile, sheetpile, dan pondasi gedung. Kondisi bawah tanah mengandung ketidakpastian, dengan demikian perlu ada upaya untuk mengantisipasi ketidakpastian dengan rekayasa. Jaminan keselamatan kontruksi sebatas pada parameter-parameter yang telah ditentukan. Hal-hal yang diluar parameter parameter tersebut sering menyebabkan kondisi diluar yang diperkirakan.
Pembicara kedua : Dr. Ir. Koespiadi
Pembicara kedua menekankan pada penggunaan metode Top Down Contruction. Kegagalan pada pekerjaan basement antara lain ; longsoran, kebocoran pada dewathering, bergesernya dinding penahan, hingga kegagalan struktur. Metode topdown pada awalnya lahir sebagai kebutuhan lahan parkir yang harus disembunyikan terutama pada area perkotaan. Metode ini menggunakan dinding penahan tanah sebagai “support of the earth”. Metode ini mengindikasikan pekerjaan ke atas dan ke bawah secara bersamaan. Metode ini cukup banyak menghemat waktu. berikut adalah prinsip top down contruction.
Kelebihan dan kekurangan top down method;
positif:
- stabil deformasi kecil
- slab berfungsi ganda, sebagai gravity system dan strutting system /horizontal support
negatif:
- perancangan sulit, pekerjaan dikaji dari awal
- penggalian tanah sulit
foto peserta seminar: